Wednesday, October 14, 2015

Serunya Kemping Pertama Kali

Setiap kali jalan-jalan ke taman nasional untuk berenang ataupun sekedar rekreasi dan bbq, selalu bertemu dengan penduduk setempat, turis lokal ataupun turis dari negara bagian lain yang sedang kemping. Kegiatan rekreasi alam ini sudah menjadi tradisi yang mendarah daging bagi penduduk Amrik. Kegiatan ini biasanya dimulai dari liburan Memorial day (biasanya akhir minggu bulan Mei) dan berakhir pada liburan Labor day (biasanya minggu pertama bulan September). Setiap keluarga biasanya membawa anak-anak mereka setidaknya 2-3 hari kemping di liburan sekolah selama musim panas. Tua muda, anak-anak sampai kakek nenek tampaknya menikmati kegiatan ini. Saya lihat banyak keluarga yang membawa balitanya yang masih berusia 2-3 tahun untuk kemping, demikian pula para kakek nenek yang membawa cucunya menghabiskan waktu bersama membuat api unggun, memancing, hiking, memetik blueberries, canoing ataupun kayaking. Begitu tergila-gilanya American terhadap kemping, bisa dikatakan kegiatan ini sebanding popularitasnya  dengan Nge-Mall a la orang Indonesia.

Beberapa kali  ide untuk kemping saya kemukakan kepada suami, tetapi respon dari si Daddy selalu negatif. Beliau selalu menolak dengan alasan keamanan, karena banyak bule yang cukup stress dan melakukan kejahatan yang bikin ngeri. Setelah dikemukakan berkali-kali akhirnya si Daddy menyetujui permintaan anaknya yang semata wayang untuk kemping.  Akhirnya setelah lebih dari satu dekade tinggal di Amrik, baru summer tahun 2015  keinginan kemping ini bisa direalisasikan. Itu pun kemping yang bisa dibilang bukan betul-betul kemping. Kenapa bisa dibilang bukan kemping murni ?. Karena kami memilih kemping kabin dibandingkan kemping dengan menggunakan tenda.

Setelah mencari berbagai macam informasi, kami putuskan kami memilih kemping di bumi perkemahan (campground) yang dikelola oleh swasta perorangan. Alasan yang utama atas pilihan ini:
  1. alasan keamanan. Si Daddy masih belum merasa yakin atas keamanan kemping dengan menggunakan tenda.
  2. kami belum mempunyai peralatan kemping yang utama yaitu tenda.
  3. ini adalah pertama kalinya kemping bagi anak saya dan ditakutkan dia mengalami kebosanan bila kemping di taman nasional yang tidak mempunyai fasilitas bermain
  4. pihak pengelola bumi perkemahan menyediakan fasilitas yang cukup banyak untuk anak-anak seperti kolam renang, mini golf, penyewaan sepeda, catur raksasa, ataupun jumping pillows.
  5. pihak pengelola bumi perkemahan menyelenggarakan acara untuk anak-anak seperti: permainan sepak bola, kejar-kejaran, nonton filem bersama, membuat api unggun dan membuat smore's. 
  6. terdapat banyak keluarga yang membawa anak-anak sehingga setidaknya anak saya bisa bertemu dengan anak-anak lain yang sebaya dan bersosialisasi.
  7. Fasilitas bumi perkemahan yang lengkap mulai dari kamar mandi dan WC umum yang dilengkapi dengan air panas, laundry umum, paviliun untuk mengadakan acara bagi rombongan yang besar, serta toko yang menyediakan kebutuhan kemping seperti es batu, aneka snack ringan dan tentunya kayu bakar untuk api unggun. 
Bumi perkemahan yang dipilih kali ini yaitu KOA (Kamp Ground of America) Boston Cape Cod yang berada di daerah Middleboro dan memerlukan kurang lebih 2 jam perjalanan dari tempat kami tinggal. Rencananya selama kemping di KOA ini kami akan nyambi juga mengunjungi pantai-pantai yang ada di taman nasional Cape Cod yang terkenal itu. Setelah dipilih-pilih dan ditimbang-timbang, kami putuskan untuk booking kemping kabin yang paling basic, dalam arti kabin ini tidak tersedia dapur, kamar mandi, televisi ataupun AC. Hanya tersedia lampu dan tempat tidur yang cukup untuk menampung 4 orang.

Berbagai persiapan dilakukan sebelum hari H kemping. Yang terutama adalah memberitahukan anak saya mengenai tidak adanya kamar mandi dan TV di dalam kabin.  Hal lain yang harus dibawa dari rumah disamping bahan makanan adalah linen atau sprei, selimut dan bantal dan alat-alat memasak dan kompor. Yang disediakan oleh KOA adalah sebuah bangku piknik, BBQ pit, ayunan dan lampu di dalam kamar.

KOA camping cabin
Kemping kabin dilhat dari samping
Kemping kabin kami tampak dari samping. Letaknya dekat pepohonan besar dan dalam area dimana terdapat kurang lebih 6 kabin yang bentuk dan ukurannya sama. Jarak antara satu kabin dengan yang lainnya cukup berdekatan tapi tidak sampai mengganggu privasi sesama campers.

KOA rustic cabin
Kabin dilihat dari belakang
Kabin dilihat dari belakang. Terdapat satu jendela yang dapat dibuka. Jendela ini dilengkapi dengan kawat nyamuk, jadi tidak perlu khawatir digigit nyamuk. Kurang lebih 10-15 meter di belakang kabin kami terdapat keran air yang dapat digunakan untuk mengambil air bersih, mencuci peralatan makan atau sekedar cuci kaki.

KOA kemping kabin
Kabin tanpak depan
Kabin dilhat dari depan. Di samping kiri terdapat ayunan, sedangkan kursi lipat merah kami bawa dari rumah karena memang tidak disediakan.

BBQ pit
BBQ pit dan bangku piknik




 Untuk lebih mencerminkan bahwa kabinnya itu betul-betul masih primitif, pintunya dilengkapi dengan kunci modern juga palak pintu seperti rumah-rumah kayu jaman dulu.

Tempat tidur ukuran full/double

Tempat tidur ukuran full/double yang cukup untuk 2 orang diletakkan di sebelah kiri kabin. Disampingnya terdapat sebuah meja kecil panjang dari kayu, dan di depannya terdapat sebuah meja kecil dan 1 buah kursi.

Bunk bed
Bunk bed atau tempat tidur susun yang menjadi favorit anak-anak, diletakkan di sebelah kiri kabin. Karena kami hanya bertiga maka bagian atas bunk bed tersebut digunakan untuk meletakkan berbagai barang bawaan, terutama pakaian dan buku-buku.

Ternyata oh ternyata, barang bawaan kemping yang diperkirakan sedikit tetap saja memenuhi bagasi mobil sedan kami yang mungil. Yang kami bawa antara lain:
  • linen: seprai, bantal, dan selimut
  • pakaian dan baju renang
  • bahan makanan mentah dan snack
  • pressure cooker untuk memasak nasi, panci/pot (2 buah), kompor listrik 1 buah dan 1 buah kompor gas portable
  • cooler yang diisi es batu supaya daging dan hot dog atau bahan makanan mentah lainnya tidak rusak
  • 1 buah kursi
  • laptop si Daddy dan Ipad
  • kamera dan perlengkapannya
  • sebuah kursi lipat
  •  alat-alat makan styrofoam dan gelas plastic.
Tetangga kami malah lebih heboh lagi, meski hanya tinggal satu malam bersama anaknya yang masih balita, beliau membawa meja kursi lipat, sepeda, portable bbq, taplak meja, cooler yang besar. Pokoknya lengkap deh serasa memindahkan isi rumah ke kabin.

Untunglah, JJ si semata wayang betul-betul menikmati segala kegiatan yang diadakan di sana seperti permainan "Cath The Flag" dan yang pasti membuat api unggun sampai menjelang tengah malam dan membuat S'mores. Yang paling penting, dia juga bertemu dan berkenalan dengan anak-anak lain.

Bumi perkemahan ramai sekali terutama pada akhir Minggu. Keramaian dimulai pada hari Jumat malam dan tentunya berlanjut sampai Sabtu malam. Banyak campers yang datang baik RV ataupun mobil biasa. Anak-anak bermain sampai larut malam menjelang tengah malam. Kabin deluxe yang mempunyai fasilitas lengkap dapur, kamar mandi dan AC, pokoknya seperti hotel, juga penuh terisi. 

Catatan penting dari kemping tanggal 27-29 Agustus ini:
  • kami membawa terlalu banyak pakaian, bila kekurangan pakaian dapat menggunakan fasilitas laundry
  • kayu bakar tidak boleh dibawa dari luar state, toko di bumi perkemahan menyediakannya seharga USD 7 per ikat. Isinya kurang lebih 4-5 batang.
  • Check in kabin adalah jam 3 sore dan check out jam 11 pagi.
  • Pada hari biasa dalam arti bukan week end, situasi bumi perkemahan tidak terlalu padat dan tidak berisik dibandingkan pada  akhir minggu.
  • Rate per malam untuk basic kabin cukup tinggi yaitu USD 79 belum termasuk tax.  
  • Meskipun banyak pepohonan dan rerumputan, hampir tidak ada nyamuk di area bumi perkemahan.  
  • Meskipun terdapat sebuah colokan listrik di dalam kabin, tidak diperkenankan memasak di dalamnya.
  • Meskipun musim panas, pada malam hari suhu di dalam kabin pada akhir bulan Agustus cukup dingin sehingga kami menyalakan heater yang tersedia.  
  • Meskipun tersedia WI-FI tetapi sinyalnya sangat lemah. Jadi percuma saja deh.
Terakhir, bagian  yang paling menggembirakan dan paling seru bagi kami tentunya,  Si Daddy akhirnya berubah pikirannya dan menyetujui rencana kemping musim panas tahun depan untuk menggunakan tenda dan memilih taman nasional supaya lebih menghayati dan menyatu dengan alam. 




.



Catatan Menanam Terung Tahun 2015

Sebagai pemakan segala macan sayuran, terus terang saja terung bukanlah termasuk dalam daftar favorit saya. Penyajiannya pun menurut saya sedikit membosankan, paling banter dibuat terung balado, dimasak kecap ataupun salah satu kesukaan saya adalah dibakar dan dibuat sambal mentah. Begitu hijrah ke Amrik, saya perhatikan bahwa sayur ini kerap ada dijual di supermarket dan pasar tani (farmers markets) setempat. Warna ungunya menarik dan cantik sekali, demikian pula ukurannya. Biasanya terung lokal Amrik berbentuk sedikit bulat, besar dan gemuk. Saking penasarannya, akhirnya saya membeli dan mencoba memasaknya. Dasar memang pada dasarnya tidak terlalu suka dengan si sayur berwarna ungu ini, maka terung bule ini juga tidak mampu membangkitkan selera saya karena tekturnya yang menurut saya lebih kering dan berspongy (spongy) seperti kasur busa yang padat bila dibandingkan dengan jenis terung dari Asia yang lebih berair, lunak dan tidak spongy. Kulitnya pun lebih tebal dan seringkali terasa sedikit pahit dibanding dengan terung yang saya biasa makan di Indonesia.

Sebaliknya suami saya adalah penggemar terung. Untuk mencari terung Asia ataupun Chinese eggplant tentunya harus pergi ke Asian market yang kadang tidak dekat jaraknya. Akhirnya beberapa tahun lalu kami mencoba menanam terung yang dibeli dari nursery dan ditanam dalam pot. Hasilnya tidaklah begitu menggembirakan. Saat itu kami betul-betul awal dalam hal berkebun dan tanam menanam di Amrik. Pikirnya sih, ah menanam apa saja mudah. Buah yang dihasilkan pada saat itu hanya sedikit dan tidak terlalu besar karena pohon kurang terkena paparan matahari dan kurang diberikan pupuk secara teratur.

Tahun 2015 ini kami mencoba kembali untuk menanam terung. Pada akhir bulan Mei, suami saya membeli 4 buah pohon yang tingginya saat iut  kurang lebih 10 cm. Karena jenis terung Asia tidak tersedia maka kami memilih jenis Hansel atau terkenal dengan nama Little Fingers. Jenis ini masa tanamnya tidak terlalu panjang dibandingkan jenis lainnya. Buahnya juga menyerupai terung yang biasa kita konsumsi di Indonesia, bentuknya memanjang hanya saja warna kulitnya berwarna ungu lebih tua. Karena kedua hal tersebutlah jenis ini kami putuskan menjadi percobaan berkebun di musim panas tahun ini.

terung 2015
Terung jenis Little Fingers dalam pot

Gambar di atas diambil sekitar pertengahan bulan Agustus. Jenis ini termasuk cukup produktif, rajin berbunga dan berbuah. Kulitnya berwarna ungu tua dan licin berkilat. Satu pohon kami tanam di dalam pot besar seperti di atas dan tiga pohon lainnya ditanam langsung di tanah.

Pohon terung Hansel yang ditanam di tanah

Berdasarkan sumbang saran para akhli berkebun, daun dan batang yang terlalu lebat sebaiknya dipangkas untuk mendorong pertumbuhan buah lebih cepat. Hal ini juga akan memperbaiki aliran udara di antara kerimbunan pohon juga tanaman akan memperoleh paparan sinar matahari lebih baik.

Pada awal bulan September, akhirnya tercapai juga menikmati panen. Jenis ini kulitnya tidak terlalu pahit dan tidak tebal dibanding jenis terung bule lainnya. Struktur masih terasa spongy dibandingkan terung dari Asia.

terung
Panen terung 2015

Buah terung Hansel biasanya berukuran kurang lebih antara 3" - 6" atau 8 cm - 15 cm. Masa panen dapat dilakukan pada saat kurang lebih 65 - 68 hari setelah ditanam. Kalau menurut perhitungan, panen awal bulan September berarti umur tanaman ini sedikitnya sudah 90 hari. Sepertinya temperature tempat tumbuh dan paparan sinar matahari sangat berpengaruh pada cepat lambatnya terung menghasilkan.

Terung Hansel
Terung Little Fingers (Hansel) dilhat dari dekat